Jakarta – Sekolah Muda Wiratama kembali digelar pada Sabtu (02/08/2025) dengan mengusung tema besar Wiratama 3: Muda Berkarya, Bangun Negeri. Acara ini menjadi ruang inspiratif bagi generasi muda untuk memperkuat jati diri bangsa melalui literasi digital, ekonomi kreatif, pelestarian budaya, dan pemahaman nilai-nilai Pancasila. Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta muda yang antusias mengikuti rangkaian sesi.
Mengangkat subtema “Pemuda Cerdas Ekonomi, Kuat Budaya, Melek Digital, dan Berpikir Pancasila”, Sekolah Muda Wiratama menghadirkan tiga pemateri nasional yang ahli di bidangnya.
Mereka adalah Peri Farouk yang membahas pentingnya literasi digital di era teknologi, Yunn Bali Mohammad Yusuf yang mengupas peluang ekonomi kreatif, serta Heru Budi Hartono yang menyampaikan pentingnya penguatan budaya dan kebangsaan di tengah arus globalisasi.
Peri Farouk membuka sesi pertama dengan menekankan bahwa generasi muda harus bijak dalam bersosial media dan tidak menjadi korban disinformasi.
“Literasi digital bukan hanya soal bisa menggunakan gawai, tapi tentang cara berpikir kritis dalam menyaring informasi,” ujarnya. Ia juga mengajak peserta untuk menjadi agen perubahan lewat konten positif dan edukatif di dunia maya.
Dalam sesi kedua, Pejabat Gubernur Jakarta (2022-2024), Heru Budi Hartono memaparkan tiga prinsip utama yang bisa membuat anak muda mampu bertahan dalam berbagai situasi kehidupan adalah disiplin, kerja keras, dan sabar. Menurut Heru, ketiganya bukan sekadar nilai moral, tapi menjadi fondasi yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman yang serba cepat dan penuh persaingan.
“Ketiga prinsip ini saling melengkapi dan membentuk karakter tangguh. Disiplin menjaga konsistensi, kerja keras mendorong kemajuan, dan sabar memastikan ketenangan dalam prosesnya. Anak muda yang memegang teguh prinsip-prinsip ini akan lebih siap menghadapi tantangan hidup, serta mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah berbagai tekanan dan perubahan,” ujarnya.
Sementara itu, Yunn Bali Mohammad Yusuf sebagai pemateri terakhir memberikan wawasan tentang bagaimana ekonomi kreatif bisa menjadi tulang punggung baru perekonomian nasional. Ia mencontohkan anak-anak muda yang sukses lewat usaha berbasis kearifan lokal, seperti fesyen, kuliner, dan seni pertunjukan.
“Kreativitas adalah kekuatan bangsa. Jangan takut memulai, karena pasar digital sekarang terbuka lebar,” katanya.
Selain sesi materi, Sekolah Muda Wiratama juga mengadakan diskusi kelompok dan lokakarya interaktif yang mendorong peserta mengembangkan ide aksi nyata. Para peserta tampak antusias berdiskusi dan mempresentasikan gagasan mereka dalam membangun komunitas muda yang aktif, kreatif, dan peduli bangsa.
Manajer Program Wiratama, Moch. Ja’far Sodiq, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sekolah Muda Wiratama 3 merupakan wujud nyata kontribusi pemuda dalam pembangunan karakter bangsa.
“Kami ingin anak-anak muda tidak hanya pandai bicara, tapi juga berani bertindak demi perubahan,” ujarnya.
Sekolah Muda Wiratama 3 ditutup dengan deklarasi bersama peserta untuk menjadi pemuda yang cerdas secara ekonomi, kuat dalam budaya, kritis dalam dunia digital, dan teguh dalam nilai-nilai Pancasila. Deklarasi ini menjadi simbol komitmen generasi muda untuk terus berkarya membangun negeri, dari sekarang dan untuk masa depan.